oleh

DPP PCA Optimis Ungkap Pelaku Limbah Batu Bara di Aceh Barat dengan Cara Ini

Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Pemuda Cinta Aceh (DPP PCA), Sulthan Alfaraby

BANDA ACEH / TRS – Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Aceh Barat, Bukhari telah menyampaikan hasil uji laboratorium (Lab) limbah batu bara yang tumpah di laut Kecamatan Meureubo, Kabupaten Aceh Barat dalam forum koordinasi dengan Panitia Khusus Perizinan, Migas dan Energi Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (Pansus PME DPRA) di Banda Aceh, Senin, 8 Mei 2023.

Namun menurut informasi yang kami gali, belum diketahui siapa “biang kerok” pemilik batu bara yang tumpah tersebut dan DPRA mengambil “jurus jitu” yaitu akan memanggil Pemerintah Aceh untuk mengambil alih ke Provinsi dalam hal uji lab dilakukan oleh Tim Independen.

Dikonfirmasi terpisah, Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Pemuda Cinta Aceh (DPP PCA), Sulthan Alfaraby mengungkapkan kekecewaannya terhadap proses penyelesaian kasus ini.

“Berarti yang kemarin turun apakah bukan tim independent? Karena sekarang sudah ada istilah ‘tim independent.’ Batu baranya kan sama tapi timnya berbeda, apakah hasilnya juga akan berbeda? Ini agak lucu juga menurut saya”, ujar Sulthan Alfaraby, di Markas DPP PCA, Selasa (09/05/2023).

Dia juga mengaku jujur bahwa pihaknya sudah mempersiapkan massa untuk melakukan demonstrasi apabila pelaku terungkap dalam forum koordinasi di DPR Aceh.

DPP PCA menyimpulkan bahwa 5 ton batu bara yang tumpah di laut Aceh Barat tidak mungkin bisa terjadi tanpa adanya campur tangan pihak lain.

“Logikanya ini tidak mungkin terjadi jika tidak ada campur tangan perusahaan batu bara. Di zaman sekarang sehelai rambut saja bisa kita identifikasi siapa pemiliknya, ini berton-ton batu bara kok tidak tahu siapa punya. Sangat diluar nalar, tidak masuk akal!”, tegas Alfaraby.

Pengamat Lingkungan tersebut juga menyarankan kepada para tim yang terlibat dalam pemeriksaan kasus ini untuk menggunakan data salelit.

“Lihat saja dengan data satelit, ditrace kejadiannya dan disitu bisa dilihat kapalnya punya siapa. Bisa saja material berasal dari sumber yang tidak jauh dari lokasi kejadian. Di situ akan ketahuan”, ungkapnya.

“Jika nanti ada yang terbukti, maka kita tuntut untuk bertanggung jawab atau angkat kaki dari Aceh”, tutupnya.(Red).

Banner IDwebhost