LPBINU Ponorogo Ikuti Temu Relawan se Jatim
Ponorogo l Transindonews.com – Ketua PWNU Jawa Timur KH. Marzuki Mustamar mengingatkan kepada relawan Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBI NU) agar menjadi garda terdepan dalam hal penanggulangan bencana. Pasalnya, ditengarai banyak kelompok anti NKRI yang bersembunyi di balik isu bencana alam.
Hal ini ditegaskan Kyai Marzuki saat membuka Temu Relawan LPBI NU di Obis Camp Trawas Mojokerto, Jumat (27/11). Acara Temu Relawan ini diikuti jajaran pengurus dan relawan LPBI NU Cabang se-Jawa Timur. “Kalau bukan kita yang hadir, kuatir yang hadir orang asing yang senangnya memecah belah NKRI,” tegasnya.
Lebih lanjut disampaikan Kyai Marzuki, menjadi relawan LPBI NU tidak sekedar berurusan dengan kebencanaan saja. Kehadiran LPBI NU sekaligus membawa misi pertahanan ajaran Ahlussunnah Wal Jama’ah An-Nahdliyah. “Jangan kuatir, insya Allah nanti relawan lebih dulu masuk surga ketimbang mubaligh,” tegas Kyai Marzuki yang disambut tepuk tangan para relawan LPBI NU.
Kyai Marzuki juga menyinggung situasi pertarungan ideologi di Idonesia. Menurutnya, saat ini kelompok-kelompok yang ingin merusak NKRI semakin menjamur. Mereka sangat aktif dan agresif hadir di tengah kehidupan masyarakat. Salah satunya dengan dalih sebagai relawan bencana. “LPBI NU harus hadir untuk menyelamatkan korban bencana sambil membentengi mereka dari rayuan kelompok anti NKRI,” tegasnya.
Di akhir sambutannya, Kyai Marzuki mengajak relawan LPBI NU untuk menata niat yang ikhlas dalam pengabdiannya. “Ikhlas itu penting dari awal hingga akhir. Semuannya kalau tidak diniati lillahi ta’ala, maka relawan akan terjun di lapangan penuh dengan kebimbangan,” pungkasnya.
Delegasi LPBI NU Ponorogo
Sementara itu, LPBI NU Ponorogo mengirimkan 15 orang relawan untuk ikut dalam acara tersebut. “Ini (temu relawan, Red) dalam rangka peningkatan kapasitas relawan dan untuk konsolidasi relawan LPBI NU bersama relawan dari daerah lain,” kata Novi Tri Hartanto, Ketua LPBI NU Ponorogo.
Novi mengungkapkan, hasil dari temu relawan adalah kesiapsiagaan relawan menghadapi bencana. Para relawan diharapkan punya bekal kemampuan dan pengetahuan yang memadai dalam rangka kesiapsiagaan menghadapi bencana di Jatim.
Menyinggung adanya kelompok kepentingan di balik isu bencana, Novi membenarkan. Dalam beberapa kali pengalaman terjun di lapangan, banyak ditemukan model gerakan yang mencoba mempolitisasi bencana. Baik kepentingan politik sesaat, maupun kepentingan yang bisa mengancam keutuhan NKRI. “Sebagai relawan bencana dari NU, tentu kami juga punya tanggungjawab untuk mengawal dan menjaga NKRI,” pungkasnya [hb]
Editor : yoel